Kendi Mlaten Puri kab. Mojokerto
Kendi Mlaten Puri, Untuk Bertahan Hidup sang Wakil Presiden
Wilayah Puri Mojokerto merupakan tempat tinggal raja Majapahit, jadi membutuhkan penyangga yang baik salah satunya ya gerabah tanah liat.
Untuk pernak pernik makan minum di jaman dulu menggunakan terakota/clay/tanah liat yang dibakar. Butuh skill khusus yah. Naah sekarang masih ada. Mereka tinggal turun temurun di desa Mlaten kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
Tapi gaungnya tidak ada di daerahnya sendiri. Padahal sudah ekspor.
Salah satu penyebabnya karena tidak adanya cerita di baliknya. "Gerabah" gitu saja. Semua akan lebih bernilai jika ada cerita dibaliknya.
Tadi kami sudah menceritakan sedikit tentang saat jaman Majapahit dan gerabahnya. Sekarang....ada cerita unik dari Wakil Presiden RI Try Sutrisno (1993-1998)
Pak Try ini bertahan hidup dengan menggunakan gerabah dari Kecamatan Puri.
Ini ceritanya...
Masa kecil Jenderal bintang empat ini sangat susah. Kelahiran Surabaya di Hindia Belanda, terlahir dari ayah Sopir Ambulan pemerintah Hindia Belanda.
Ingin berkembang dengan pendidikan atau sekolah sulit. Untuk sekolah dasar (HIS - sebutan Sekolah Dasar untuk anak Pribumi) tidak bisa. Karena HIS untuk anak para pejabat saja. Jadi Try kecil hanya sekolah di sekolah pinggiran namanya Sekolah Angka 2.
Diskriminasi kan.
Jadi saat Jepang datang ke Indonesia untuk menjajah anak yang kelak menjadi Panglima ABRI ini, mendapatkan pendidikan setara dengan semua warga (metode jepang seperti itu) sampai merdeka.
Bangsa Inggris datang ke Indonesia untuk membantu Belanda menjajah kembali. Sang Bapak memilih berjuang. Karena dengan merdeka keluarganya mendapatkan hak setara dengan semua warga.
Try bersama Ibu dan saudaranya mengungsi ke Mojokerto.
inilah cerita gerabah dimulai. Untuk bertahan hidup. Anak 10 tahun ini memutar otak.
Stasiun Mojokerto sesak dengan orang mondar-mandir menyiapkan perang dan juga terus menjalankan roda perekonomian untuk kehidupan.
Mereka pasti haus..
Tri kecil ini dengan uang seadanya membeli KENDI...Kendi yang terbaik tentunya. Asalnya dari Desa Mlaten Kecamatan Puri.
Kendi ini diisi air masak (jarang yang melakukan ini---biasanya diisi air mentah). Stasiun Mojokerto yang panas dan sibuk, tersita perhatian orang dengan anak kecil yang menjual air masak di dalam kendi.
Haus akan hilang dan ekonomis.
Untuk es jaman itu sudah ada tapi masih mahal paling murah adalah air putih.
Tapi Air yang dibawa calon jenderal tampan ini ada di dalam kendi yang bagus...jadi ya memang menarik untuk dibeli (kan ada kendi yang asal dibuat--jadi kesannya kumuh ya).
Kendi buatan Mlaten ini memang lebih halus daripada buatan tempat lain. Air yang diisikan akan meresap ke pori-pori kendi yang dari liat.
Air yang meresap akan menguap. ini air menguap itu akan mendinginkan air di dalam kendi. jadi akan seperti air dari kulkas.
Pas dengan yang panas panas waktu itu....
Setelah itu banyaaak uang yang didapat oleh si calon Jenderal. Karena kecerdasannya ya tidak puas untuk itu kendi tetap untuk berjualan air, jualan yang lain mulai dilakukan.
Koran dan rokok menambahkan pudi pundi.
Sukses bertahan hidup...
Itu ya cerita tentang Kendi dari Mlaten Puri yang menjadi alat bertahan hidup oleh wakil presiden kita yang ke-6
Masih banyak lagi lho cerita-cerita tentang sekitar Mojokerto. Bagaimana cerita anda? Silahkan kirim komentar Anda di kolom komentar
(Informasi dari salah satu penulis terbaik Mojokerto "Firitri")
MANTAP
ReplyDelete